Apa itu Kehidupan? entahlah, banyak definisi tentang kehidupan yang belum pasti dimesin pencarian (Google) contohnya yang saya ambil dari salah satu web terkenal 😲
Kehidupan (bdk. biota) adalah ciri yang membedakan objek yang memiliki isyarat dan proses penopang diri (organisme hidup) dengan objek yang tidak memilikinya,[1][2] baik karena fungsi-fungsi tersebut telah mati atau karena mereka tidak memiliki fungsi tersebut dan diklasifikasikan sebagai benda mati.[3][4] Ilmu yang berkaitan dengan studi tentang kehidupan adalah biologi.
Organisme hidup mengalami metabolisme, mempertahankan homeostasis, memiliki kapasitas untuk tumbuh, menanggapi rangsangan, bereproduksi, dan—melalui seleksi alam—beradaptasi dengan lingkungan mereka dalam generasi berturut-turut. Organisme hidup yang lebih kompleks dapat berkomunikasi melalui berbagai cara.[1][5] Sebuah susunan beragam dari organisme hidup (bentuk kehidupan) dapat ditemukan di biosfer di bumi, dan sifat-sifat umum dari organisme ini—tumbuhan, hewan, fungi, protista, archaea, dan bakteri—adalah bentuk sel berbasis karbon dan air, dengan organisasi kompleks dan informasi genetik yang bisa diwariskan.
Dalam filsafat dan agama, konsepsi kehidupan dan sifatnya bervariasi. Keduanya menawarkan interpretasi mengenai bagaimana kehidupan berkaitan dengan keberadaan dan kesadaran, dan keduanya menyentuh isu-isu terkait, termasuk sikap hidup, tujuan, konsep tuhan atau dewa, jiwa atau kehidupan setelah kematian. (sumber://id.wikipedia.org/).
yah kalau menurut saya kehidupan adalah proses perjalanan makhluk hidup dari mereka lahir hingga mereka mengalami kematian.
menurut kalian definisi kehidupan itu apa dan gimana sih? jawabnya menurut kalian sendiri yah hehe
Banyak peristiwa-peristiwa yang terjadi didalam kehidupan (Manusia). Peristiwa pertama yang Manusia (kita) alami dikehidupan adalah Kelahiran. kita memulai kehidupan ini lewat kelahiran dan membawa kebahagiaan bagi keluarga kita. kita tumbuh semakin besar dan dewasa, mengerti tentang peraturan-peraturan kehidupan, dan dengan nyaman menjalani kehidupan. namun tidak semua orang mengalami hal yang sama, merasa nyaman akan kehidupan yang mereka jalani. ada kalanya seseorang jatuh terpuruk dan mulai membenci kehidupan. mereka yang benci akan kehidupan tidak menyadari bahwa dengan kebenciannya itu, mereka secara perlahan akan melupakan arti kehidupan yang sebenarnya.
Setiap orang akan mengalami pertumbuhan entah itu dari segi usia, fisik, ataupun mental. semua tergantung mereka yang menjalani kehidupannya masing-masing. banyak orang yang menyianyiakan hidupnya untuk hal-hal yang tidak masuk akal. seperti berjudi, bermain wanita, narkoba, dan lainnya. sebagian dari mereka melakukan hal tersebut pada saat usia mereka masih muda dan menyadari sekaligus menyesali perbuatannya pada saat mereka tua. betapa bodohnya hal tersebutkan?
Disisi lain, sebagian orang bekerja keras untuk menggapai mimpinya, dan ada juga yang bekerja keras hanya untuk memenuhi kebutuhan kehidupannya saja. banyak pernyataan bahwa dalam kehidupan semua manusia itu diciptakan sama. lalu mengapa ada si Kaya dan si Miskin? ada si Pintar dan si Bodoh? ada si Dermawan dan si Sombong?
Tidak ada yang tahu pasti, namun mungkin hal-hal tersebut adalah sebuah ketetapan dunia, dan mungkin itu merupakan salah satu kehendak tuhan dari setiap agama namun ada sebuah cara agar kita bisa memilih ingin mendapatkan hal yang mana? yah kalian semua juga pasti tahu, cara tersebut adalah dengan berusaha. Jadi, jika kita ingin sesuatu maka kita harus berusaha, dan jika kalian memiliki kepercayaan maka iringilah usaha tersebut dengan doa.
Tentunya Kegagalan selalu ada, atau bahkan sebuah kesuksesan tidak pernah terwujud jika kalian belum mengalami kegagalan. ya itu sih menurut saya, bagaimana menurut kalian?
Hal diatas adalah pandangan saya tentang kehidupan, tentunya pandangan setiap orang berbeda beda. Namun mungkin intinya sama saja. saya belum sepenuhnya tahu tentang kehidupan. mungkin bisa dikatakan saya baru tahu 5% tentang kehidupan. sayapun masih belum bisa menghargai hidup sendiri haha. ya tapi saya tetap berusaha untuk menghargainya. Semoga kalian juga bisa menghargai hidup ya..
Saya mengambil salah satu contoh pengusaha dengan segala keterbatasannya dan ia menjadi seorang yang sukses, semoga kisahnya dapat menginspiratif kalian semua ya
Bapak Sidik pengusaha yang menyandang cacat

Ketika akan melahirkan Sidik, Ibunya pernah mimpi bahwa ia akan melahirkan anak cacat. Namun anak cacat itu akan membawa berkah dalam keluarga. “Alhamdulillah, tak lama setelah saya lahir, kata almarhumah Ibu, Ayah saya langsung mendapat pekerjaan tetap, sehingga bisa membiayai pendidikan seluruh anak-anaknya hingga SMA.” kata Sidik di rumahnya yang sederhana di bilangan Cempaka Putih.
Sidik memang lahir dengan kondisi yang memprihatinkan, ia tak memiliki kedua kaki mulai dari pangkal paha. Sehingga boleh dibilang tubuhnya hanya separuh. Sebelum menggunakan kursi roda, ia mengayunkan dua tangan guna menyeret tubuhnya untuk berjalan.
Meski tubuhnya tak sempurna, sejak kecil Sidik tak pernah mau merepotkan orang. Ia selalu berusaha melakukan semua aktivitasnya sendiri. Ia juga tak mau dipapah atau digendong, “Saya tak mau dikasihani orang, saya ingin sukses bukan karena orang kasihan pada saya, tetapi karena kerja keras saya.” katanya lugas.
Pada tahun 1992, Sidik menikah dengan Siti Rahmah yang juga penyandang cacat. Dari perkawinan mereka lahirlah tiga anak perempuan yang sehat dan normal. Belakangan anak kedua mereka meninggal dunia karena kecelakaan.
Setelah bertahun-tahun bekerja di Yayasan Swa Prasidya Purna tapi tak menghasilkan materi berarti, Sidik memilih keluar dan mencari pekerjaan lain. Dengan bekal ijazah diplomanya, ia diterima di sebuah perusahaan kontraktor sebagai staf personalia. Tapi belum lama ia bekerja, krisis moneter 98 menghantam dan perusahaannya terpaksa tutup. Maka dimulailah periode Sidik menjadi pengangguran. Tapi ia tak mau lama-lama menganggur, Sidik mulai mengikuti berbagai kursus keterampilan yang diadakan oleh Pemda DKI untuk penyandang cacat. Salah satu kursus yang memikat perhatian Sidik ialah kursus membuat kerupuk dari singkong.
“Dari belasan orang peserta kursus, hanya saya satu-satunya orang yang masih bertahan membuat kerupuk sampai sekarang. Yang lain, tumbang.” ujar Sidik.
Modalnya ketika itu sumbangan dari Pemda DKI sebesar satu juta rupiah. Bersama istrinya Sidik kemudian memulai usaha membuat kerupuk dari singkong. “Dulu belum ada merek, plastiknya pembungkusnya masih polos.” katanya. Pada awal produksi ia memproduksi sekitar 100 bungkus kerupuk berukuran 2 ons dari bahan baku singkong 10 kilogram. “Namanya juga pertama, kerupuk dagangan saya baru habis setelah sebulan lebih.” katanya mengenang.
Prosesnya pembuatan kerupuk singkong terbilang lebih rumit dibanding membuat keripik singkong. Jika membuat keripik singkong cukup dengan memotong-motong batang singkong menjadi irisan tipis lalu digoreng dan selesai. Membuat kerupuk singkong prosesnya adalah singkong yang sudah dikupas kemudian diparut, parutan itu lalu dibuat menjadi adonan dengan mencampur berbagai bumbu rasa dan sedikit tepung. Setelah itu adonan dibentuk kembali menjadi seperti batang singkong dan dijemur. Setelah adonan sedikit liat, adonan kemudian diiris tipis-tipis. Irisan itu tidak langsung digoreng, tetapi kembali dijemur sekitar dua hari agar kering. Setelah kering, irisan kerupuk singkong baru digoreng.
Dari hanya mengolah 10 kilogram singkong, kini Sidik mengolah sedikitnya 50 hingga 100 kilogram singkong setiap bulannya. Ia juga sudah punya merek lengkap dengan cap di pembungkus produknya. “Saya beri nama merek Cap Gurame, ini sama sekali tak ada hubungannya sama ikan gurame, tetapi gurame adalah singkatan dari Gurih, Renyah, Enak,” katanya tersenyum. “Kalau nanti ada biaya, merek ini saya mau patenkan.” tambahnya.
Semua pekerjaan produksi dari mulai membeli singkong hingga memasarkannya ia kerjakan sendiri dibantu istrinya. Setiap hari ia keluar masuk kampung menawarkan kerupuk daganganya ke warung-warung atau koperasi-koperasi di kantor pemerintahan. “Saya menggunakan sistem konsinyasi atau titip jual, harga dari saya empat ribu, terserah mereka menjualnya berapa, tapi bisanya mereka jual lima ribu rupiah.” kata Sidik.
Dari usaha yang ditekuni sejak tahun 1999 ini, memang belum terlalu banyak menghasilkan materi. Sidik masih tinggal di gedung bekas tempatnya bekerja di bilangan Cempaka Putih, Jakarta Pusat. Rumahnya pun hanya terdiri dari tiga petak yang disekat papan tripleks termasuk di dalamnya ruang produksi kerupuk “Cap gurame” tersebut.
Beruntung ada seorang pengusaha lokal yang melihat kegigihan Sidik dan akhirnya menyumbangkan sebuah sepeda motor untuk operasional usaha. “Namanya juga tidak punya kaki, saya sempat bingung juga, bagaimana mengendarainya?” Tapi Sidik tak kehilangan akal, ia mendesain motornya agar tuas perseneling dapat dioperasikan dengan tangan. Dengan bantuan tukang las, jadilah sebuah motor dengan tongkat besi tambahan yang ditempel di perseneling dan injakan rem. Tak lupa ia juga menempelkan gerobak disampingnya untuk mengangkut muatan. “Motor itu benar-benar membantu mobilitas dan produktivitas usaha saya.” ujar Sidik.
Saat ini Sidik terus mengembangkan pemasaran produknya, setiap hari ia masih berkeliling ke koperasi-koperasi atau warung di seluruh pelosok Ibukota. Bahkan saat Kabari mewancarainya, dua kali telepon selularnya berbunyi dari orang yang meminta agar pasokan kerupuk “Cap Gurame” segera dikirim.
Namun dalam menjalankan usahanya ini, Sidik juga mengalami berbagai kendala, seperti modal dan permintaan yang terbatas. “Saya ingin sekali mendapat tambahan modal, atau minimal ada orang yang mau menjadi mitra usaha untuk mengembangkan bisnis ini. Saya punya mimpi suatu saat kerupuk saya ini dimakan sama orang Amerika.” ujarnya.
Sidik juga mengaku kesulitan memasok produknya ke pasar modern seperti supermarket atau hipermaket. “Wah selain bentuknya mesti perseroan, mereka (para pengelola pasar modern-red) juga meminta deposit uang mas, jelas kalah sainganlah saya” kata Sidik lugas.
Kalau soal rasa, kerupuk “Cap Gurame” memang gurih dan renyah. Rasanya yang campuran pedas dan asin cocok dinikmati sebagai cemilan atau sebagai lauk.
Kini, dari hasil usahanya Sidik mengantungi keuntungan berkisar 1 sampai 2 juta rupiah perbulan. Meski jumlahnya kecil, apa yang diperbuat Sidik termasuk luar biasa. Dengan keadaan yang terbatas, ia menjadientrepreuner sejati. Meminjam rumusnya Pak Ciputra, pengusaha dan dosen mata kuliah enterpreunership,bahwa Indonesia membutuhkan sedikitnya 20 persen penduduknya menjadi entepreuner, barulah menjadi negara makmur, maka Sidik telah memulainya bertahun-tahun lalu. Jika benar apa kata Pak Ciputra, maka jelaslah Indonesia membutuhkan orang-orang gigih seperti Sidik.
Bagaimana? saya sih sangat salut dengan bapak sidik karena ia mau berusaha keras walau ia memiliki kekurangan. intinya untuk kalian yang masih sehat dan tidak memiliki kekurangan, cobalah untuk menghargai hidup yang tuhan berikan dan tetap berusaha walau banyak hambatan.
Share this:
0 komentar:
Posting Komentar